
Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa Yogyakarta) semakin memperkuat peranannya dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat melalui jejaring desa binaan yang tersebar di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebanyak 12 desa/kelurahan dipilih sebagai lokasi kolaborasi untuk pelaksanaan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN), program pengabdian masyarakat, riset akademik, serta penerapan Caturdharma Aisyiyah–Muhammadiyah pada tahun akademim 2024/2025.
Program desa binaan ini dirancang sebagai wahana pembelajaran lapangan bagi mahasiswa sekaligus sebagai lokus pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Lokasi desa binaan Unisa tersebut meliputi beberapa titik strategis di Sleman, Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta, yaitu:
Kalurahan Sidoagung, Sleman
Kalurahan Balecatur, Gamping, Sleman
Kalurahan Girikerto, Turi, Sleman
Kalurahan Playen, Playen, Gunungkidul
Kalurahan Logandeng, Playen, Gunungkidul
Kalurahan Wukirsari, Imogiri, Bantul
Kalurahan Sriharjo, Imogiri, Bantul
Kalurahan Selopamioro, Imogiri, Bantul
Kelurahan Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta
Kelurahan Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta
Kalurahan Margosari, Pengasih, Kulon Progo
Kalurahan Plumbon, Temon, Kulonprogo
Melalui kerja sama intensif dengan pemerintah kelurahan/kalurahan dan tokoh masyarakat setempat, Unisa mengintegrasikan berbagai program kampus — dari pendidikan vokasi hingga penelitian terapan — agar berdampak nyata pada peningkatan kualitas hidup warga. Kegiatan yang rutin dilaksanakan antara lain penyuluhan kesehatan, pelatihan kewirausahaan, pendampingan peningkatan layanan pendidikan anak, kajian potensi lokal untuk pengembangan ekonomi kreatif, dan penelitian partisipatif yang melibatkan masyarakat sebagai mitra sejajar.
Salah satu tujuan strategis program ini adalah mewujudkan praktik Caturdharma Aisyiyah–Muhammadiyah: pendidikan, dakwah, ekonomi, dan kemanusiaan—yang diterjemahkan ke dalam bentuk kegiatan konkret sesuai kebutuhan tiap desa. Dengan pendekatan ini, setiap intervensi dikembangkan untuk selaras dengan nilai-nilai organisasi sekaligus memperhatikan kearifan lokal.
Manfaat bagi mahasiswa juga jelas: pengalaman lapangan di desa binaan memberikan ruang bagi pengembangan keterampilan soft-skill dan hard-skill, seperti kemampuan komunikasi komunitas, manajemen proyek, metodologi penelitian lapangan, serta kerja tim lintas disiplin. Bagi pihak desa, kolaborasi dengan Unisa membuka akses pada sumber daya keilmuan, jaringan, dan peluang pendanaan program pemberdayaan.
Program desa binaan ini diharapkan menjadi contoh integrasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat: tidak sekadar ajang praktik mahasiswa, tetapi juga agen perubahan yang memberdayakan komunitas secara berkelanjutan, menjaga budaya lokal sambil mendorong kemajuan sosial-ekonomi.
Berikut laporan pelaksanaan kegiatan di wilayah desa binaan UNISA yang sudah terlaksana pada tahun 2024/2025 https://drive.google.com/drive/folders/1zgmkv33en81YYuogr312Jgot-KyLJXnrP1eWe72BOltlLXyhR_2RrU2QXok508AZ_CXOPRth?usp=sharing
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program desa binaan atau peluang kolaborasi, masyarakat dapat menghubungi LPPM UNISA Yogyakarta